
Rusia Perkenalkan Robot Humanoid Baru, Namun Langsung Tersungkur di Atas Panggung
Update Tekno – Robot humanoid Aidol buatan startup Rusia Artificial Intelligence Dynamic Organism Lab (AIDOL) mengalami insiden memalukan saat diperkenalkan ke publik. Hanya beberapa detik setelah muncul di acara teknologi di Moskow pada 11 November, robot itu tiba-tiba kehilangan keseimbangan dan jatuh seperti “pingsan”.
Robot setinggi 1,8 meter dan berbobot 100 kg itu diklaim sebagai robot antropomorfik pertama Rusia yang sepenuhnya digerakkan oleh AI. Aidol disebut mampu berjalan hingga 10 km/jam, bekerja otonom selama enam jam, dan bahkan menampilkan ekspresi emosi.
Menurut keterangan perusahaan, Aidol memiliki berat sekitar 100 kilogram dan dirancang mampu berjalan hingga kecepatan 10 kilometer per jam. Selain itu, robot ini diklaim bisa beroperasi secara otonom selama enam jam dan mampu menampilkan ekspresi emosional. Klaim tersebut membuat Aidol terlihat seperti langkah besar bagi robotik Rusia, karena desainnya dibuat mendekati bentuk dan perilaku manusia. Namun, insiden di panggung membuat banyak pihak mulai mempertanyakan stabilitas teknologinya.
Baca Juga : Detik Panik saat Robot Humanoid Aidol Jatuh di Panggung
Saat diperkenalkan kepada publik, Aidol berjalan melintasi panggung dengan iringan lagu tema “Rocky”, seolah menandai kelahiran teknologi baru yang ambisius. Namun, ketika mendekati bagian depan panggung, robot itu mengangkat tangan seperti sedang melambai, berhenti mendadak, lalu kehilangan keseimbangan dan jatuh. Kejadian tersebut mengejutkan para tamu undangan dan dalam hitungan menit, rekaman jatuhnya Aidol viral di internet, memancing tawa sekaligus kritik dari banyak warganet.
Penyelenggara acara segera mengonfirmasi bahwa masalah teknis menjadi penyebab utama robot itu tersungkur. Mereka menyebut gangguan kalibrasi serta kondisi pencahayaan sebagai faktor yang membuat sensor Aidol tidak bekerja optimal. AIDOL juga mengeluarkan pernyataan resmi bahwa insiden tersebut bukan kegagalan besar, melainkan bagian dari proses penyempurnaan. Mereka bahkan mengaku terkejut karena robot dari perusahaan kecil seperti mereka dapat memicu perhatian global yang begitu besar.
AIDOL menjelaskan bahwa mereka bukan perusahaan besar, melainkan tim kecil berisi 14 orang yang bekerja tanpa pendanaan eksternal. Meskipun begitu, mereka menegaskan bahwa teknologi yang dikembangkan memiliki potensi untuk bersaing dengan proyek robotik internasional lainnya. Menurut mereka, insiden tersebut memperlihatkan betapa rumitnya pengembangan robot humanoid, terutama dalam hal menjaga keseimbangan dan memahami kondisi lingkungan secara real time.
Para peneliti robotika, sebagaimana dikutip dari The Independent, menilai bahwa insiden Aidol sangat wajar terjadi dalam dunia robotik. Mereka menekankan bahwa berjalan di ruang nyata yang penuh ketidakpastian masih menjadi rintangan utama bagi robot humanoid. Menurut para ahli, mengontrol gerakan tubuh, membaca rintangan, dan mempertahankan stabilitas adalah tantangan yang jauh lebih sulit dibandingkan sekadar membuat robot bergerak di lingkungan terkontrol. Karena itulah, kasus Aidol dianggap sebagai gambaran nyata bagaimana teknologi robotik masih terus berkembang menuju tahap penyempurnaan.
Walaupun Aidol jatuh di atas panggung, banyak yang menilai bahwa keberanian AIDOL untuk menampilkan produk mereka adalah bukti bahwa Rusia mulai menempatkan robotik humanoid sebagai prioritas baru. Insiden tersebut tidak hanya menunjukkan kelemahan teknologi, tetapi juga menyoroti langkah awal dalam proses panjang menuju robot masa depan yang stabil, cerdas, dan mampu beroperasi di lingkungan manusia.